Lumba-lumba yang Muncul di Sungai Batang Lubuh Rohul Ditemukan Mati Membusuk
BAGYNEWS.COM - Sempat heboh dengan penampakan seekor ikan lumba-lumba di Sungai Batang Lubuh, tepatnya di Dusun Surau Munai, Desa Rambah Hilir Timur, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), pada Selasa 9 Desember 2025, lalu.
Terbaru ikan lumba-lumba air tawar atau pesut tersebun ditemukan dalam kondisi mati terdampar di pinggir Sungai Batang Lubuh, tepatnya di Dusun Surau Munai, Senin 15 Desember 2025 dini hari.
Ikan tersebut pertama kali ditemukan sejumlah warga yang sedang menjala ikan menggunakan sampan di pinggir sungai.
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, lumba-lumba itu memiliki panjang lebih dari dua meter dan sudah dalam kondisi membusuk serta mengeluarkan bau menyengat.
“Ini ikan lumba-lumba yang sebelumnya muncul di Sungai Batang Lubuh, sekarang sudah mati terdampar di Dusun Surau Munai. Penyebab kematiannya tidak diketahui,” kata warga dalam video yang beredar itu.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Rohul, Zulfikar saat dikonfirmasi Senin 15 Desember 2025 membenarkan peristiwa tersebut.
Ia mengatakan, informasi diterima dari Kepala Desa Rambah Hilir Timur yang menyaksikan langsung bangkai lumba-lumba itu.
“Benar, seekor lumba-lumba yang sebelumnya muncul di permukaan Sungai Batang Lubuh ditemukan mati terdampar di Dusun Surau Munai,” jelasnya.
Sekretaris DKPP Rohul itu menambahkan, kondisi bangkai lumba-lumba sudah membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap. Oleh karena itu, warga yang pertama kali menemukannya membiarkan bangkai tersebut hanyut ke arah hilir Sungai Batang Lubuh.
“Mendapat laporan tersebut, pagi ini saya langsung berada di Dusun Surau Munai untuk mencari informasi dari masyarakat sekaligus memastikan kondisi dan lokasi temuan mamalia tersebut,” ujarnya.
Zulfikar juga menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala UPT Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru terkait temuan lumba-lumba mati tersebut. Namun, LKKPN belum dapat turun langsung ke lokasi karena tengah menangani konflik buaya dengan masyarakat di daerah lain.
“Pihak LKKPN meminta kami membantu melakukan pencarian fisik bangkai lumba-lumba tersebut. Nantinya akan dilakukan pengukuran panjang dan lebar tubuh, lalu dikuburkan ke dalam tanah karena mamalia ini berpotensi membawa banyak parasit. Selanjutnya, kerangka lumba-lumba akan diambil oleh pihak LKKPN,” terangnya. (bgn/ctr)