Isu Minyak Babi pada Ompreng MBG, Kepala BGN Ditelepon Prabowo
BAGYNEWS.COM - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana ditelepon Presiden Prabowo Subianto di tengah acara kegiatan penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Kementerian Pekerjaan Umum (PU), BGN, dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tentang satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
Mendagri Tito Karnavian tiba-tiba menghentikan sambutannya, lantaran Kepala BGN Dadan Hindayana menerima telepon dari Presiden Prabowo. Dadan meminta maaf lantaran, harus menyela acara yang tengah berjalan.
"Saya harus mengangkat telepon karena yang menghubungi yang punya republik, jadi dua kali ditelepon. Saya juga sampaikan hari ini saya bersama dengan Pak Mendagri dan Pak Menteri PU dalam rangka percepatan karena beliau selalu ingin tahu hari ini masih on track atau tidak," ujar Dadan seusai acara di kantor BGN, Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Kamis 18 September 2025
Dadan mengatakan, presiden menanyakan mengenai persoalan food tray atau ompreng makan bergizi gratis (MBG) yang diduga mengandung minyak babi.
"Itu yang ditanya Pak Presiden kenapa saya angkat telepon. Begini food tray itu isunya menggunakan minyak babi. Itu bukan pada food tray-nya, karena komponennya kan logam, salah satunya nikel, jadi tidak ada minyak di dalam food tray," tuturnya..
Menurutnya, minyak digunakan pada saat stamping atau pencetakan yang digunakan pada alatnya supaya tidak panas. Kemudian, setelah dicetak, minyak itu kemudian dibersihkan direndam sehingga steril.
"Isunya adalah menggunakan minyak babi. Untuk di dalam negeri rata-rata menggunakan minyak nabati artinya dari tumbuhan dan kita akan fokuskan food tray ini berbasis industri dalam negeri," kata Dadan.
Dadan menegaskan food tray yang impor nantinya harus sudah diberikan label halal. Hal ini sudah dikoordinasikan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Diketahui, hingga saat ini pemerintah masih belum mengumumkan hasil uji laboratorium wadah tersebut meski sudah hampir satu bulan berlalu sejak isu ini mencuat pada pertengahan Agustus lalu.
Dugaan bermula dari laporan Indonesia Business Post yang melakukan investigasi di wilayah Chaoshan, bagian timur Provinsi Guangdong, Cina, yang diduga merupakan importir ompreng untuk program MBG. ()
sumber: beritasatu.com