Pembangunan RKB SMA 18 Pekanbaru, Asep: Ini Tantangan dan Tanggung Jawab
BAGYNEWS.COM - Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMA Negeri 18 Kota Pekanbaru merupakan sebuah tantangan. Pasalnya, bangunan berlantai dua sebelum dilaksanakan pembangunan banyak kendala yang dihadapi di lapangan. Kini, pembangunan sekolah tersebut sudah selesai 100 persen.
"Alhamdulillah, sudah selesai 100 persen. Awalnya memang, sekitar 78 hari lamanya kami belum bisa bekerja. Karena tidak ada akses jalan dan harus membuat akses jalan terlebih dahulu. Membangun akses jalan itu atau badan jalan yang panjangnya sekitar 400 meter lebih itu harus menimbun terlebih dahulu serta memasukan berbagai material ke tengah-tengah badan supaya nantinya bisa dilewati kendaraan," ujar Asep, pelaksana pembangunan RKB SMAN 18 Pekanbaru itu ketika berbincang dengan redaksi.
Asep menuturkan, begitu akses jalan sudah ada, dan berkat dukungan dari berbagai pihak, tidak bisa langsung dimanfaatkan. "Kalau dipaksakan mobil terpuruk," tegasnya.

Mengangkut material bangunan
Bahkan, sempat kata Asep, untuk membawa material seperti pasir, batu, dan semen pernah ke lokasi dipikul. Begitulah beratnya kondisi yang dialami dalam mengerjakan proyek tersebut.
"Memikul material itu bukannya dekat, jauh... Karena akses jalan itu tidak ada," katanya.
Belum lagi pada saat banjir dan musim penghujan kemarin, ketinggian air di lokasi hampir selutut orang dewasa.
Alhamdulillah berkat dukungan semua pihak, seperti RT setempat, dari Dinas Pendidikan, Konsultan, dan para pekerja yang semangat, semua bisa terlaksana dan selesai dengan baik," ujar Asep.
Jadi Perhatian
Pembangunan RKB yang dianggarkan pada APBD Riau 2024 itu menjadi perhatian serius dari Dinas Pendidikan dan juga Pj Gubernur Riau SF Hariyanto waktu itu.
Bagaimana tidak, selain pelaksanaan pembangunan sempat molor oleh persoalan tersebut di atas. Pembangunannya harus dengan sistem bore file.

Mulai pengerjaan
Bore file itu jelas Asep, baru bisa dikerjakan apabila material besi, pasir, kerikil dan semen harus sudah ada di lokasi. Karena, begitu di bor harus langsung di cor agar tidak terjadi runtuh di dalam galian bore file itu.
"Di situ tanahnya gambut. Gambutnya dalam," tegas Asep.
Jadi, pembangunan RKB SMAN 18 itu masih kata Asep banyak sekali tantangan. Tantangan itu lah yang menjadi pelajaran.

Bangunan Kekinian
Sementara itu, Kepala SMAN 18 Pekanbaru, Dr Wan Roswita, MPd ketika diminta tanggapannya soal pembangunan sekolah tersebut menilai bahwa bangunan sekolah yang dibangun 6 ruangan itu seperti model bangunan kekinian.
"Bangunan bagus, kayak model bangunan kekinian," ujarnya ketika dijumpai redaksi.
Mantan Kepala SMAN 1 Pekanbaru itu berharap di sekolah tersebut masih banyak yang dibutuhkan.
"Butuh akses jalan, halaman untuk bermain anak-anak, Labor dan musholla. Masih banyak sebenarnya yang dibutuhkan di situ," katanya.
Bagi Wan Roswita, bagaimana anak-anak SMAN 18 itu harus memiliki hak yang sama dengan anak-anak di sekolah lain. Itulah yang paling utama, tegasnya. (Agussanto)